Penulis: Heru Budhiarto
BAGI Anda yang tinggal di perkotaan, menggunakan mobil dengan transmisi otomatis mungkin jadi pilihan utama. Maklum, menghadapi jalanan yang padat menggunakan mobil manual terasa lebih lelah. Namun demikian, mobil dengan transmisi otomatis lebih boros bahan bakar ketimbang manual.
Kepala Bengkel Mobil RAPI 46, Agus Susanto mengatakan, hal itu disebabkan mobil dengan transmisi otomatis menggunakan fluida untuk mentransfer tenaga melalui torque converter. Saat perpindahan gigi, sebagian tenaga (torsi) digunakan untuk menaikkan tekanan fluida. Dengan begitu, tenaga yang ditransfer ke bagian roda menjadi berkurang, sehingga penggunaan BBM menjadi sedikt lebih boros.
"Katakanlah dengan mobil manual kita bisa menempuh perjalanan 15 km dengan 1 liter bensin. Dengan mobil matic hanya sekitar 12 km dengan 1 liter bensin," ujar Agus kepada Plasadana.comyang mewawancarainya untuk Yahoo Indonesia.
Kendati begitu, kata dia, bukan berarti tidak bisa menghemat bahan bakar saat mengendarai mobil matic. Tentu, asalkan menggunakan teknik dan cara mengemudi yang tepat.
Cara pertama, cukup menekan pedal gas secara perlahan dan tidak terlalu dalam saat pertama kali kendaraan melaju. Sebab, dengan memasukan tuas D saja, mobil sudah meluncur secara otomatis tanpa perlu menginjak gas.
Kedua, lanjut Agus, perhatikan posisi RPM. Upayakan saat mengoperasikan mobil posisi RPM berada di kisaraan 2.500-3.000 RPM agar tenaga yang dihasilkan juga tidak terlalu besar.
Ketiga, operasikan mobil dengan kecepatan konstan dan hindari pengereman secara mendadak. Semakin sering menginjak pedal rem, tentu makin sering pula menginjak pedal gas. Padahal, ketika pedal gas diinjak pertama kali, mobil memerlukan tenaga lebih besar untuk bisa berakselerasi. Alhasil, konsumsi bahan bakar makin boros.
"Gaya mengemudi stop and go adalah salah satu penyebab mengapa mobil matic terkesan lebih boros ketimbang manual," tutur dia.
Keempat, perlu juga memperhatikan jarak aman dengan kendaraan di depan. Hal ini bukan hanya berkaitan dengan kemungkinan terjadinya tabrakan akibat pengereman mendadak. Namun, jarak aman juga berhubungan dengan jumlah konsumsi bahan bakar. Ingat, semakin dalam pengemudi melakukan pengereman maka semakin besar porsi penggunaan bahan bakar saat menginjak pedal gas nantinya.
"Kalau kendaraan di depan melakukan pengereman, kita bisa menurunkan kecepatan secara perlahan, sehingga ketika ingin berakselerasi kembali tidak banyak tenaga yang terbuang," ucap dia.
Kelima, kata Agus, apabila terjebak kemacetan, tempatkan tuas transmisi pada posisi 2/S, yang berarti kendaraan sedang melaju dalam kecepatan gigi 1-2 pada transmisi manual. Pada posisi ini, terdapat engine break yang fungsinya melakukan pengereman mesin. Dengan begitu, tidak perlu terlalu sering menginjak pedal rem.
"Tapi kalau macetnya karena menunggu lampu lalu lintas, sebaiknya pindahkan saja tuas ke posisi N (Neutral), sehingga kendaraan akan berhenti melaju," papar dia.
Keenam, menurut Agus, hal yang juga penting adalah berhemat menggunakan pendingin udara. Upayakan tidak menggunakan pendingin dalam temperatur maksimal dan cukup diatur dalam posisi setengah saja.
"Penggunaan pendingin udara yang besar membutuhkan asupan tenaga yang besar pula sehingga penggunaan bahan bakar jadi lebih banyak," ujarnya. "Dengan cara ini, pengendara dapat mengehemat bahan bakar mencapai 20-25 persen dibanding mengendarai mobil dengan teknik biasa."
BAGI Anda yang tinggal di perkotaan, menggunakan mobil dengan transmisi otomatis mungkin jadi pilihan utama. Maklum, menghadapi jalanan yang padat menggunakan mobil manual terasa lebih lelah. Namun demikian, mobil dengan transmisi otomatis lebih boros bahan bakar ketimbang manual.
Kepala Bengkel Mobil RAPI 46, Agus Susanto mengatakan, hal itu disebabkan mobil dengan transmisi otomatis menggunakan fluida untuk mentransfer tenaga melalui torque converter. Saat perpindahan gigi, sebagian tenaga (torsi) digunakan untuk menaikkan tekanan fluida. Dengan begitu, tenaga yang ditransfer ke bagian roda menjadi berkurang, sehingga penggunaan BBM menjadi sedikt lebih boros.
"Katakanlah dengan mobil manual kita bisa menempuh perjalanan 15 km dengan 1 liter bensin. Dengan mobil matic hanya sekitar 12 km dengan 1 liter bensin," ujar Agus kepada Plasadana.comyang mewawancarainya untuk Yahoo Indonesia.
Kendati begitu, kata dia, bukan berarti tidak bisa menghemat bahan bakar saat mengendarai mobil matic. Tentu, asalkan menggunakan teknik dan cara mengemudi yang tepat.
Cara pertama, cukup menekan pedal gas secara perlahan dan tidak terlalu dalam saat pertama kali kendaraan melaju. Sebab, dengan memasukan tuas D saja, mobil sudah meluncur secara otomatis tanpa perlu menginjak gas.
Kedua, lanjut Agus, perhatikan posisi RPM. Upayakan saat mengoperasikan mobil posisi RPM berada di kisaraan 2.500-3.000 RPM agar tenaga yang dihasilkan juga tidak terlalu besar.
Ketiga, operasikan mobil dengan kecepatan konstan dan hindari pengereman secara mendadak. Semakin sering menginjak pedal rem, tentu makin sering pula menginjak pedal gas. Padahal, ketika pedal gas diinjak pertama kali, mobil memerlukan tenaga lebih besar untuk bisa berakselerasi. Alhasil, konsumsi bahan bakar makin boros.
"Gaya mengemudi stop and go adalah salah satu penyebab mengapa mobil matic terkesan lebih boros ketimbang manual," tutur dia.
Keempat, perlu juga memperhatikan jarak aman dengan kendaraan di depan. Hal ini bukan hanya berkaitan dengan kemungkinan terjadinya tabrakan akibat pengereman mendadak. Namun, jarak aman juga berhubungan dengan jumlah konsumsi bahan bakar. Ingat, semakin dalam pengemudi melakukan pengereman maka semakin besar porsi penggunaan bahan bakar saat menginjak pedal gas nantinya.
"Kalau kendaraan di depan melakukan pengereman, kita bisa menurunkan kecepatan secara perlahan, sehingga ketika ingin berakselerasi kembali tidak banyak tenaga yang terbuang," ucap dia.
Kelima, kata Agus, apabila terjebak kemacetan, tempatkan tuas transmisi pada posisi 2/S, yang berarti kendaraan sedang melaju dalam kecepatan gigi 1-2 pada transmisi manual. Pada posisi ini, terdapat engine break yang fungsinya melakukan pengereman mesin. Dengan begitu, tidak perlu terlalu sering menginjak pedal rem.
"Tapi kalau macetnya karena menunggu lampu lalu lintas, sebaiknya pindahkan saja tuas ke posisi N (Neutral), sehingga kendaraan akan berhenti melaju," papar dia.
Keenam, menurut Agus, hal yang juga penting adalah berhemat menggunakan pendingin udara. Upayakan tidak menggunakan pendingin dalam temperatur maksimal dan cukup diatur dalam posisi setengah saja.
"Penggunaan pendingin udara yang besar membutuhkan asupan tenaga yang besar pula sehingga penggunaan bahan bakar jadi lebih banyak," ujarnya. "Dengan cara ini, pengendara dapat mengehemat bahan bakar mencapai 20-25 persen dibanding mengendarai mobil dengan teknik biasa."