Malin Kundang Insyaf
Setelah sekian tahun merantau di Jakarta. Karena ingin mendapatkan kehilangan yang lebih baik. Dengan tekad dan kerja keras. Kini Malin sudah menjadi pengusaha rumah makan Padang yang Sukses.
Jaringan rumah makan yang diberi nama “Sangat Sederhana” ada di seantero Jakarta. Bahkan membuka cabang di Malaysia dan Singapura. Kalau dihitung-hitung, jumlahnya sudah ada 99 cabang.
Rencananya Malin ingin menggenapinya menjadi 100 buah. Tempat yang paling tepat dan menjadi pilihan adalah tempat kelahirannya. Malin Kundang ingin sekali membangun jaringan rumah makannya yang paling mewah di Padang.
Malin Kundang berencana mudik ke kampung halaman bersama istrinya yang cantik, Dewi Kartika. Yang kata orang mirip dengan Dessy Ratnasari.
“Diak Dewi, Uda berencana pulang ke Padang naik kapal laut saja. Uda sudah carter kapalnya.” Malin mengungkapkan rencananya.
“Duuuuh, Uda. Kenapa mesti repot? Kita naik pesawat saja.” Sewot Dewi.
“Diak, Udah ingin bernostalgia seperti jaman dulu dengan naik kapal laut.” Malin beralasan.
#
Setelah menempuh perjalanan yang penuh kenangan. Sampai juga rombongan Malin ke Padang. Malin sudah tak sabar untuk bertemu Bundonya.
Pertemuan itu seharusnya menjadi saat-saat yang menyenangkan. Tapi tidak bagi wanita bernama Zaenab saat itu. Wanita itu sepertinya ketakutan.
“Bundo, Malin pulang. Mestinya Bundo gembira. Kenapa takut?” Malin berusaha memeluk dan mencium tangan ibunya yang berusaha menghindar.
“Bundo trauma dengan kejadian masa lalu, Malin.”
“Trauma kenapa, Bunda?”
“Soalnya cerita yang sudah-sudah, Malin kan jadi anak durhaka.”
Malin tertawa dan mendekap Ibunya. “Bundo, Malin sudah berubah sekarang. Sudah bosan jadi peran antagonis!”
Memperhatikan keadaan, Dewi yang dari tadi cemberut. Menarik Malin menjauh.
“Uda, salah minum obat ya? Seharusnya Uda bersikap kasar sama Bundo. Begitu ceritanya.” Dewi mengingatkan suaminya.
“Diak, Uda sudah insyaf sekarang. Mau jadi anak yang berbakti. Boleh, kan?” Malin menegaskan tekadnya. Lalu Malin menghampiri Ibunya.
“Bundo, mari kita rayakan. Sekarang kita sudah berkumpul. Lupakan masa lalu. Malin ingin menyayangi dan membahagiakan Bundo.”
“Syukurlah Malin. Kini kau benar-benar berubah. Bundo selalu berdoa untukmu.”
Dewi jadi gregetan. Tak mengerti dengan sikap Malin yang berubah 180 derajat.
“Kacau. Kacau ceritanya. Bagaimana ini?” Dewi uring-uringan.
Malin dan Ibunya tertawa melihat tingkah Dewi.
Di dalam drama kali ini kami mengambil cerita drama bersumber http://hiburan.kompasiana.com , lalu kami terapkan dalam pembuatan pentas drama musikal XI IPA 1.
Tokoh malin di perankan oleh : Febry Prasetyo XI IPA 1
Tokoh malin di perankan oleh : Febry Prasetyo XI IPA 1
Tokoh Dewi d perankan oleh : Nurdila XI IPA 1
Tokoh Ibu di perankan oleh : Ira Nur jannah XI IPA 1
Prolog di ambil oleh : Lisa yuli XI IPA 1
Pengiring lagu oleh : Ahmad Rosyid aridho XI IPA 1
Dan Vokal oleh : Khofidin Muhlisin XI IPA 1
Guru Pembimbing: Bpk. Suparman, S.Pd.