Menurut
bahasa, istilah tasawuf berasal dari kata shaf, shuf, dan shuffah. Allah
berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan -
Nya dalam barisan ( shaffan ) yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan
yang tersusun kokoh.”
Jika
dilihat dari asal kata shaf, maka tasawuf berarti menyusun barisan di jalan
Allah. Shuf adalah bulu domba yang sering digunakan oleh pemimpin Yahudi dan
Kristen sebagai simbol kesederhanaan. Jika ditinjau dari asal kata shuf, maka
tasawuf berarti hal yang identik dengan kesederhanaan.
Shuffah
adalah tempat duduk kecil yang terbuat dari kayu atau batu yang digunakan oleh
para sahabat Nabi saw sehingga mereka disebut Ahlus - shuffah. Tasawuf diyakini
berasal dari kebiasaan para sahabat Nabi saw tersebut. Kesimpulannya, tasawuf
adalah barisan - barisan yang senantiasa berada di jalan Allah dan hidup
sederhana dengan mencontoh teladan para sahabat Nabi saw.
Ada
beberapa ulama yang telah mendefinisikan istilah tasawuf, antara lain : Abu
Muhammad al-Jariri, al-Kattani, al-Ruwaim, Dzun-Nun al-Mishri, dan al-Junaid.
Abu Muhammad al-Jariri berkata, “Tasawuf adalah memasuki akhlak yang baik dan
keluar dari akhlak yang buruk.” Al-Kattani berkata, ”Tasawuf adalah akhlak.
Barangsiapa bertambah baik akhlaknya, bertambah baik pula tasawufnya.”
Al-Ruwaim berkata, “Tasawuf adalah membiarkan diri bersama Allah menurut apa
yang dikehendaki-Nya.” Sedangkan Dzun-Nun al-Mishri berkata, “Sufi adalah orang
yang tidak berpayah-payah meminta dan tidak kecewa oleh penolakan.” Jadi,
Tasawuf bisa didefinisikan sebagai pendidikan tentang bagaimana seorang hamba
harus berakhlak mulia serta menyerahkan urusannya kepada Allah.
Ada
lagi pendapat lain yang mengatakan tentang awal kemunculan kata tasawuf. Ibnu
Taimiyah dan sebelum itu Ibnu Al Jauzi dan Ibu Khaldun menyebutkan bahwa kata
sufi tidak dikenal di tiga abad hijriyah, namun pembicaran tentang tasawuf
dikenal setelah itu. As Siraj Ath Thusi berkata di bab khusus yang ia buat
untuk mengkounter pendapat yang menyatakan, ”Kami tidak mendengar penyebutan
orang-orang sufi pada zaman dulu dan kata tersebut adalah kata baru ”Kata As
Siraj”, Jika penanya bertanya dengan berkata bahwa kami tidak mendengar
penyebutan orang-orang sufi dikalangan sahabat-sahabat Nabi SAW atau generasi
sesudah mereka, kami hanya mengenal istilah orang-orang ahli ibadah,
orang-orang zuhud, para pengembara, para orang miskin, Selain itu, tidak pernah
dikatakan kepada seorang sahabat bahwa ia orang sufi.
Hal
yang sama dikatakan As-Sahruradi .”kata tasawuf tidak dikenal pada zaman
Rasullullah, ada lagi yang mengatakan bahwa kata tasawuf ( sufi ) tidak dikenal
hingga tahun 200 Hijriyah. Abdurrahman Al Jami menegaskan, ”Abu Hasyim Al Kufi
adalah orang yang pertama kali dipanggil dengan nama sufi dan sebelumnya tidak
ada seorang pun yang diberi nama dengan nama tersebut, Khaniqah yang pertama
kali ialah khaniqah di Ramlah, Syam.
Adapun
Al Hajuwiri, ia menyebutkan kata tasawuf sudah ada pada zaman Rasullullah dan
denga kata yang sama Al Hajuwiri berhujjah dengan hadits palsu Yang
diatasnamakan kepada Rasullullah, katanya Beliau bersabda, ”Barangsiapa
mendengar suara orang-orang sufi, namun tidak mengamankan doa mereka, ia
ditulis disisi Allah sebagai orang yang lalai.
Padahal
Al Hajuwiri sendiri menulis di akhir bab yang sama ketika menjelaskan perkataan
Abui Al Hasan Al Busynaji. ”Tasawuf pada hari ini adalah nama tanpa hakekat dan
sebelum itu adalah hakekat tanpa nama, Maksudnya, nama tasawuf tidak ada pada
zaman sahabat dan generasi salaf sedang maknanya ada pada setiap orang dari
mereka, sedang sekarang namanya ada, namun maknanya tidak ada.
Adapun
para orientalis yang menulis tasawuf seperti Nichelson, ia berpendapat bahwa
kata tasawuf pertama kali diberikan kepada Abu Hasyim Al Kufi ( meninggal pada
tahun 150 H ).
Adapun
bentuk jamak kata sufi , yaitu shufiyah ( orang - orang sufi) yang muncul
pada tahun 189 H ( 814 M ) di Iskandariyah, maka itu menunjukkan dekatnya
periode ketika itu dengan salah satu aliran tasawuf islam, yang nyaris
merupakan aliran Syiah dan muncul di Kufah. Abdak adalah imam terakhir tasawuf
dan termasuk orang yang berpendapat imamah ( kepemimpinan ) itu bisa dimiliki
dengan pewarisan dan penunjukan . Abdak tidak makan daging dan meninggal dunia
di Baghdad kira-kira pada tahun 210 H, jadi penggunaan kat sufi terbatas di
Kufah.
- http://athos666.multiply.com/journal/item/13/Sejarah_Tasawuf
- http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/10/pengertian-ilmu-tasawuf.html